Promedianusantara.com, Jakarta — Suasana santai mewarnai kunjungan Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa ke kantor Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, pada Selasa (14/10). Namun di balik canda tawa, terselip sindiran halus yang menyinggung keadilan sosial terkait hunian rakyat kecil.

Saat melihat ruang kerja Maruarar di Wisma Mandiri 2 lantai 21, Jakarta, Purbaya dengan nada bercanda mengatakan bahwa ukuran ruang tersebut terasa terlalu lapang jika dibandingkan dengan rumah masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). “Lihat ruang kerja Anda, ya? Anda kasih apartemen ukuran berapa? Enggak adil ini,” ujar Purbaya sambil tertawa.

Ucapan itu memang disampaikan secara ringan, tetapi menyimpan pesan mendalam. Purbaya menilai, ukuran rumah subsidi untuk masyarakat seharusnya dibuat lebih manusiawi. Ia menyebutkan bahwa rumah subsidi saat ini umumnya hanya sekitar 36 meter persegi untuk rumah tapak dan 45 meter persegi untuk apartemen.

Menanggapi hal itu, Maruarar menjelaskan bahwa ruang kerjanya tidak hanya digunakan untuk kegiatan pribadi, tetapi juga untuk menerima tamu dan menggelar rapat bersama berbagai pihak. Ia sepakat bahwa kualitas rumah rakyat tidak boleh diukur hanya dari luas bangunannya. “Rumah bagi rakyat tidak cukup hanya banyak unitnya, tapi juga harus layak huni dan dekat dengan fasilitas publik,” ujarnya.

Pertemuan kedua menteri tersebut juga membahas kemungkinan kerja sama antara Kementerian Keuangan dan Kementerian Perumahan dalam memperluas program rumah subsidi, termasuk pemanfaatan aset negara sebagai lahan bagi perumahan rakyat.

Candaan ringan Purbaya pun akhirnya menjadi sorotan publik karena menggambarkan kenyataan yang dihadapi masyarakat kecil. Di balik tawa, tersimpan kritik tentang pentingnya keadilan dan kesetaraan ruang hidup bagi seluruh warga negara.(*)