Diterpa Isu Pailit Induknya, Pabrik Mobil Listrik Asal China Ini Bertaruh pada Suku Cadang di RI
Promedianusantara.com, Jakarta – Pasar mobil listrik Indonesia kini semakin padat dengan kehadiran berbagai merek baru. Namun, di balik geliat tersebut, isu kebangkrutan tengah mengintai masa depan salah satu pemainnya, yakni Neta.
Pabrik mobil listrik asal China ini berada di bawah bayang-bayang isu ambruknya finansial yang menimpa induknya di China.
Kini, PT Neta Auto Indonesia mencoba mengambil langkah antisipatif. Pihaknya menyebut telah menjalin kemitraan dengan perusahaan logistik global Maersk untuk memastikan ketersediaan suku cadang di gudang lokal.
Strategi ini disebut sebagai upaya menenangkan pasar di tengah sorotan negatif terhadap kesehatan finansial induk perusahaannya.
After Sales Director PT Neta Auto Indonesia, Raditio Hutomo mengklaim telah membangun sistem manajemen suku cadangnya. Stok yang disiapkan meliputi komponen cepat laku hingga komponen jarang dibutuhkan, seperti baterai, bemper, panel bodi, lampu, motor penggerak, hingga modul kelistrikan.
“Kerja sama strategis antara Neta dan Maersk merupakan wujud nyata komitmen kami dalam memberikan jaminan ketersediaan suku cadang dan pengiriman tepat waktu yang menyesuaikan kebutuhan pelanggan di Indonesia,” tutur Raditio dalam keterangan resmi Neta yang dikutip pada Minggu, 10 Agustus 2025.
Di industri otomotif, rantai pasok suku cadang dinilai sebagai ujung tombak kepuasan konsumen. Tanpa dukungan yang solid, reputasi merek bisa runtuh secepat datangnya tren baru.
Perihal itu, Neta juga mencoba memberi optimisme atas janjinya yang bila tak terbukti akan berpotensi pada hilangnya kepercayaan pasar.
“Transisi menuju kendaraan listrik di Indonesia terus menunjukkan perkembangan positif. Melalui kerja sama strategis ini, Neta bersama Maersk berupaya memperkuat ekosistem kendaraan listrik agar semakin matang,” terang Raditio dalam keterangan yang sama.
Berkaca dari hal itu, isu finansial yang menimpa induk Neta di China tetap menjadi bayang-bayang yang sulit diabaikan.
Konsumen tentu akan mempertimbangkan stabilitas perusahaan sebelum mengambil keputusan pembelian, apalagi untuk produk yang membutuhkan dukungan jangka panjang seperti mobil listrik.
Pertaruhan Neta di Indonesia kini melalui ketersediaan suku cadang. Kendati demikian, dalam pasar industri mobil listrik di Indonesia yang terbilang keras ini, ketersediaan suku cadang di gudang hanyalah segelintir faktor masalah yang mengintai.
Sebagian publik menilai, terdapat tantangan lain yang perlu diwaspadai, yakni distribusi yang cepat, harga yang wajar, hingga kualitas yang terjaga adalah faktor untuk terhindar dari kebangkrutan.*

 
													 
			    					 
			    					 
			    					 
			    					 
			    					 
			    					 
							 
							 
							 
							 
							 
									 
									 
									 
									 
									