Promedianusantara.com – Pengamat sepak bola, Justinus Lhaksana alias Coach Justin menilai merosotnya prestasi Garuda Muda tak lepas dari hilangnya sosok pemain berkualitas seperti di era Shin Tae-yong.

Jika dulu STY punya Marselino Ferdinan hingga Justin Hubner, kini Gerald Vanenburg hanya mengandalkan pemain Liga 1 yang dinilai kurang selevel dengan mereka.

Hal ini, menurut Coach Justin, permainan anak asuh Gerald Vanenburg memang jauh dari memuaskan, seraya menyoroti kreativitas para pemain nyaris tidak terlihat sepanjang laga kualifikasi.

“Saya nonton ya memang kreativitas tidak ada. Pemain terlalu bermain nyaman, takut buat kesalahan,” ujar Coach Justin sebagaimana dikutip dari YouTube HY Sport, pada Sabtu, 13 September 2025.

Pengamat sepak bola itu membandingkan langsung kondisi skuad saat masih ditangani Shin Tae-yong dengan era Vanenburg. Ketika itu, beberapa pemain bintang Eropa masih memperkuat Garuda Muda.

“Beda, dulu ada Nathan, Justin, Struick, bahkan Ridho ada di situ juga. Sekarang pemain Liga 1 semua. Beda banget kualitasnya,” tegas Coach Justin.

Meski begitu, Coach Justin menyebut kegagalan ini tidak bisa semata-mata ditimpakan kepada Vanenburg. Sebab, faktor persiapan juga sangat mempengaruhi performa tim Garuda Muda.

“Mungkin pelatihnya butuh waktu lagi. Dia juga complaint kalau kita kurang kreativitas. Tapi itu memang tugas pelatih. Masalahnya, dia enggak punya banyak waktu,” jelasnya.

Coach Justin mencontohkan, Shin Tae-yong sempat diberi kesempatan panjang untuk membentuk tim, termasuk menggelar pemusatan latihan hingga uji coba ke Kroasia. Sementara itu, Vanenburg hanya punya waktu lima hari sebelum laga kualifikasi.

“Event ini juga terlalu cepat datangnya buat Vanenburg. Dia enggak dapat persiapan dengan benar. Jadi kalau dibilang siapa yang salah, ya pelatih juga ada salahnya. Tapi waktu persiapan dan kualitas pemain juga sangat berpengaruh,” terangnya.

Meski mendukung jika PSSI ingin mengambil langkah tegas, Coach Justin menyarankan agar Vanenburg tetap diberi kesempatan lebih lama. Menurutnya, penilaian baru bisa dilakukan setelah sang pelatih mendapat waktu setidaknya satu musim.

“Kalau pecat Vanenburg, saya sih oke-oke saja. Tapi kasih dia waktu dulu. Kalau setelah setahun atau satu setengah tahun masih enggak ada progres, silakan diganti. Sekarang terlalu pendek waktunya,” tukasnya.***