Transformasi Mbappé di Era Alonso: Lebih Disiplin, Lebih Lengkap, Lebih Berbahaya
Promedianusantara.com — Kedatangan Kylian Mbappé ke Real Madrid sempat disambut optimisme tinggi, tetapi juga bersinggungan dengan kritik dan ekspektasi besar. Pada musim pertamanya bersama Los Blancos, ia mampu mencetak banyak gol, namun masih dinilai kurang konsisten dalam kontribusi kolektif dan keterlibatan dalam fase bertahan. Kini, di era Xabi Alonso, Mbappé perlahan berubah dari potensi masalah menjadi figur yang nyaris tak tergantikan.
Pergeseran Peran: “Lebih dari Sekadar Pencetak Gol”
Di bawah Alonso, Mbappé tak lagi hanya menunggu bola di lini depan. Pelatih asal Spanyol itu memintanya untuk aktif membantu tim dalam merebut bola, menekan lawan, dan menjaga keseimbangan tim.
Statistik mendukung transformasi ini. Di LaLiga musim ini, Mbappé telah mencatat rata-rata 15 recoveries dalam beberapa pertandingan (sekitar 2,5 per laga) — jumlah yang jauh lebih tinggi daripada musim sebelumnya. Ia juga menjalankan peran variasi — kadang sebagai striker murni, kadang sebagai “second forward”, bahkan sempat diinstruksikan untuk berperan lebih kreatif.
Kepercayaan, Kedisiplinan, dan Adaptasi Mental
Mbappé sendiri menyampaikan kesan pertamanya terhadap Alonso sebagai “sangat kuat” dan penuh visi. Ia mengaku tengah berusaha memahami dan menginternalisasi taktik sang pelatih, bukan sekadar menjalankannya.
Pernyataan Alonso pun memberi sinyal kuat bahwa Mbappé kini berada di pusat proyek tim: “Kylian mengerti sepak bola, dia memahami ruang dan momen”, tutur sang pelatih.
Prestasi dan Tekanan Baru
Transformasi Mbappé bukan hanya soal sikap atau skema — tetapi juga hasil nyata. Ia memimpin daftar pencetak gol LaLiga musim ini, dengan angka impresif di awal kompetisi. Dalam pertandingan melawan Levante, ia mencetak gol penalti dengan cara “chip” yang elegan, lalu menambahkan satu gol lagi lewat aksinya sendiri.
Namun, Alonso menekankan bahwa rotasi tetap akan diberlakukan, agar Mbappé tetap dalam kondisi prima sepanjang musim. Bahkan pemain sekelas Mbappé pun tidak dijamin akan selalu diturunkan sejak menit awal.
Tantangan di Depan Mata
Meskipun awal musim berjalan gemilang, tantangan menanti: menghadapi tim elite di LaLiga dan Liga Champions, mempertahankan konsistensi dalam performa serta menjaga kebugaran. Beberapa pengamat menyoroti bahwa transformasi Mbappé perlu diuji dalam duel besar seperti melawan Atletico Madrid, Barcelona, atau rival Eropa.
—
Kesimpulan:
Kylian Mbappé kini tampak melebur menjadi bagian integral dari struktur tim Madrid, bukan sekadar mesin gol. Dengan Xabi Alonso di pucuk kendali, perubahan gaya bermain, kedisiplinan taktis, dan peningkatan kontribusi defensif membuatnya semakin sulit digantikan. Jika ia mampu mempertahankan performa di momen-momen krusial, Mbappé bisa melengkapi ambisi Los Blancos untuk kembali merajai Eropa. (*)
